Selasa, 10 Mei 2011

Peresmian Gedung dan Pasar


Thursday, 14 April 2011 10:04
Wjib Rawat Fasilitas Pasar
Pesan Syarif kepada Pedagang Pasar Desa
(Foto dokumen : Galih&Gilar)
BANTUL - Menteri Koperasi dan UMKM RI Syarif Hasan berpesan kepada para pedagang yang berjualan di pasar tradisional desa selalu menjaga dan merawat fasilitas yang ada di pasar. Sebab, fasilitas yang ada merupakan elemen paling penting untuk menarik masyarakat supaya mau berkunjung dan berbelanja di pasar tradisional.
”Tolong dijaga, ya. Jangan sampai dirusak supaya pasar tetap ramai,” kata Syarif Hasan kepada para pedagang Pasar Sendangwesi, Desa Terong, Dlingo, Bantul, disela-sela meresmikan pasar tersebut kemarin (13/4). Hadir dalam peresmian itu antara lain Bupati Bantul Sri Suryawidati, Kepala Humas Bantul Bambang Legowo, Kepala Disperindakop Bantul Tri Saktiana, dan Wakil Ketua DPRD Bantul Surotun.
Selain keliling menyapa pedagang pasar yang memiliki 81 kios dan dua los, Syarif Hasan mengunjungi kantor Koperasi Adil yang lokasinya berjarak tiga kilometer dari Pasar Sendangwesi. Ia menyerahkan dana bagi 13 koperasi yang beroperasi di wilayah Jogjakarta. 


Syarif mengatakan hingga saat ini pasar tradisional di Indonesia tercatat lebih dari 23 ribu. Akibat keterbatasan anggaran yang ada di Kementerian Koperasi dan UMKM, belum seluruh pasar tradisional direvonasi atau direvitalisasi tahun ini.
Sedangkan dari jumlah koperasi di Indonesia, sekitar 25 persen tidak aktif alias mandeg. Sedangkan hingga saat ini koperasi yang beroperasi di Bantul tercatat sebanyak 423 unit. Dari jumlah itu, terdapat 87 koperasi yang tidak aktif.
”Kementerian Koperasi dan UMKM akan terus berupa memaksimalkan anggaran untuk merevitalisasi pasar tradisional. Sebab, keberadaan pasar tradisional dapat membangkitkan pertumbuhan ekonomi di tanah air,” tegas politisi Partai Demokrat ini.
Syarif menegaskan keberadaan pasar tradisional dan koperasi telah membangkitkaan perekonomian di tanah air. Terbukti, angka kemiskinan dan pengangguran di tanah air tiap tahun terus berkurang. Termasuk di wilayah Bantul. Secara nasional, angka kemiskinan sebanyak 1 juta atau masih 13 perse dari seluruh penduduk di tanah air. Sedangkan, angka pengangguran secara nasional masih diangka 7,1 persen dan di Bantul hanya 5 persen.
”Warga Bantul patut berbangga. Sebab, angka kemiskinan dan pengangguran dibawah angka nasional. Kami pemerintah menargetkan pada 2015 mendatag angkan kemiskinan nasional tinggal 8 persen dan pengangguran 5 persen,” pinta suami artis Inggrid Maria Palupi Kansil ini.
Lebih jauh Syarif menjelaskan bagi kalangan pedagang dan wirausahawan yang ingin mengembangkan usaha tak perlu repot lagi mencari dana pinjaman. Pemerintah telah menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) melalui perbankan milik pemerintah dan BPD tanpa anggunan.
”Maksimal pinjamannya Rp 20 juta dan tidak perlu memakai agunan karena yang jadi agunan  atau jaminan ya usahanya itu. Bunganya pun jauh dibawah bunga kredit perbankan yang ada. Untuk mendapatkan kredit itu, bapak/ibu bisa mengajukan ke BNI, BRI, Bank Mandiri, Bank Bukopin, atau BPD DIY,” tegas Syarif. (mar)


87 Pedagang Belum Tertampung 
Manajer Koperasi Adil Pasar Tradisional Desa Sedangswesi Terong, Mursidik, mengatakan anggaran revitaliasi pasar tradisional dari kementeriaan Koperasi dan UMKM RI membuat kondisi dan suara pasar tampak semakin asri. Berkat perbaikan itu, pasar kian ramai dikunjungi masyarakat sejak dioperasinalkan pertengahan Maret lalu.
”Operasional pasar ini sudah dimulai sejak akhir Maret lalu dan setelah ada perbaikan, pengunjung semakin ramai,” kata Mursidik kemarin (13/4).
Menurut Mursidik, pembangunan pasar yang berlokasi di Dusun Sedangwesi ini menghabiskan anggaran lebih dari Rp 887 juta dari APBN melalui Koperasi Adil. Selain APBN, pembangunan pasar juga mendapatkan dukungan para pedagang.
Sebelum direnovasi, keberadaan Pasar Sendangwesi terlihat kumuh karena tidak terawat. Namun setelah ada program revitalisasi dari Kementerian Koperasi dan UMKM, kondisinya berubah menjadi semakin indah, bersih, dan tidak bocor saat ketika hujan.
Saat ini Pasar Sedangwesi memiliki 81 kios masing-masing kios berukuran 3 meter x 3 meter dan dua los masing-masing berukuran 12 meter x 3 meter. Sedangkan jumlah pedagangnya sebanyak 157 orang.
Karena keterbatasan kios dan los, tidak semua pedagang tertampung di kios dan los tersebut. “Yang tertampung baru 87 pedagang dan yang belum tertampung sebanyak  85 pedagang. Pedagang yang belum tertampung berjualan dengan menggunakan lapak buatan sendiri, sehingga saat turun hujan terkadang kena air hujan,” pinta Mursidik kepada Menteri Koperasi dan UMKM Syarif Hasan.
Salah seorang pedagang sembako di Pasar Sendangwesi, Parjiyem, 43, mengatakan, setelah menempati los yang direnovasi pengunjung pasar semakin ramai dan omzetnya bertambah. “Sewa los per hari tiap buka dagangan sebesar Rp 1.500 dan retribusi kebersihan  Rp 1.000,” terang Parjiyem.
Parjiyem berharap pemerintah dapat memberikan perhatian bagi pedagang pasar tradisional seperti memberikan bantuan kredit tanpa agunan maupun pinjaman secara bergulir antar pedagang. Pinjaman itu, ungkapnya, diharapkan mampu semakin memajukan usahanya.
”Kalau hanya diperbaiki tapi tidak ada pinjaman, ya kami tidak bisa berkembang,” terang Parjiyem. (mar)

Tidak ada komentar: